Empati yang hilang

Sudah setahun ini aku tidak sekolah karena aku dianggap tidak layak sekolah di sekolah umum katanya aku autis, padahal aku adalah bukan anak yang luar biasa. Kata papa kalau orang melihat aku dengan hati yang masih mempunyai empati maka sudah pasti aku layak sekolah di sekolah umum.
Contohnya : dulu guruku di SD Cendekia mengatakan bahwa aku bukan autis dan aku diajar dengan kasih sayang sebagai seorang guru. Tapi kelas 3 semester 2 aku dipindahkan papa karena teman teman kelasku suka membuat aku bulan bulanan.
Contohnya lagi setelah aku pindah sekolah lain bu guru yang baru juga bisa menerima aku sebagai muridnya sampai aku naik kelas 4. Tetapi setelah aku naik kelas 4, guru yang baru sama sekali tidak mau menerima aku sebagai muridnya karena aku dianggap tidak layak sekolah disekolah umum. Katanya nanti aku akan kesulitan mengikuti pelajaran disekolah umum karena pelajarannya katanya semakin sulit.dan aku disuruh pindah ke sekolah lain saja, berarti aku dianggap anak bodoh yang tidak bakalan mampu mengikuti pelajaran di sekolah umum

Lalu papa menghiburku : jangan berkecil hati, guru yang tidak bisa menerima aku itulah pertanda musnahnya empatinya
Saat ini setelah aku lebih dewasa dan dapat ilmu dari internet, aku jadi mengerti mengapa dia guru itu tidak mau menerima aku sebagai muridnya.
Ya Allah ampunilah guruku